Tuesday, February 28, 2017
Saturday, February 18, 2017
Surga yang Tak Dirindukan 2
Di bagian pertama, 'Surga yang Tak Dirindukan' berhasil menarik minat sekaligus menguras air mata banyak penonton Tanah Air. Kini bagian keduanya sudah tayang.
Setelah melakukan syuting di Jakarta hingga ke Budapest, publik agaknya sudah tak sabar menanti kehadiran film garapan rumah produksi MD Pictures ini. Lewat siaran pers yang diterima detikHOT, penjualan tiket nonton yang dibuka seminggu sebelum film ini tayang hampir ludes di sejumlah bioskop di Tanah Air.
Ditanggapi oleh produser ' Surga yang Tak Dirindukan 2', hal ini menjadi tanda besarnya minat publik terhadap film-film produksi negeri sendiri.
"Saya kira Advance Ticket Sale ini merupakan indikasi positif, ini strategi yang bagus untuk film besar. Seperti di Gading, Cassablanca hingga Planet Hollywood calon penonton sudah full.Hal yang sama juga terjadi di sejumlah bioskop yang berada di luar daerah seperti Yogyakarta.
Tiket menonton 'Surga yang Tak Dirindukan2' ini memang sudah dijual sejak 3 Februari lalu. Penonton dapat memperoleh tiket lebih dulu bila tak ingin mengantre saat film ini rilis.
Sunday, February 12, 2017
John Wick Chapter 2
John Wick masih menunjukkan kemampuannya dalam memukuli dan membunuhi orang bahkan ketika film belum berjalan lebih dari enam puluh detik. 'John Wick Chapter 2' tidak berlama-lama untuk memberi tahu bahwa sang karakter utama akan segera melakukan hal-hal gila yang menyenangkan dan membakar adrenalin penonton. Sang sutradara, Chad Stahelski, mengatur semuanya dengan presisi yang oke sehingga ketika John Wick mulai membunuhi orang, Anda akan berteriak kesenangan.
Setelah menikmati banjir darah gara-gara seorang idiot membunuh anjing pemberian almarhum istrinya, John Wick hanya menginginkan satu hal: ketenangan. Balas dendamnya sudah terbalas. Tidak ada yang ingin dia lakukan selain mengubur kembali semua peralatan perangnya, dan mungkin secangkir kopi. Tapi, ternyata tidak semudah itu. Gangster Italia bernama Santino D'Antonio (Riccardo Scamarcio) mendatangi Wick di rumahnya untuk meminta bantuan.
Tunggu sebentar. Meminta bantuan rasanya terlalu sopan. Santino D'Antonio sebenarnya "menagih utang". Wick sudah melakukan sumpah berdarah, secara harfiah, tapi kini ia dan harus melakukan apa yang Santino mau. Karena itu sudah kontraknya. Wick berusaha mengelak, namun kemudian Santino meledakkan rumahnya. Wick pun tak punya pilihan.
Santino rupanya menginginkan Wick untuk membunuh adiknya, Gianna (Claudia Gerini). Wick tidak berusaha terlalu keras untuk tahu, kenapa Santino menginginkan saudarinya mati. Santino hanya menginginkan kekuasaan yang menurutnya adalah haknya. Dan, begitulah. Wick pergi ke Roma untuk menghabisi adik Santino. Namun nyatanya, bahkan setelah misinya sudah diselesaikan dengan lunas, urusan John Wick belum selesai. Gilirannya untuk balas dendam.
'John Wick Chapter 2' hanya punya satu kekurangan, jika mau dibandingkan dengan film pertamanya. Film ini, meskipun penuh dengan adegan aksi tanpa henti, tidak bisa memberikan sensasi menyenangkan yang diperlihatkan film pertamanya: betapa serunya menyaksikan John Wick menghabisi orang tanpa emosi untuk pertama kalinya. Pertaruhan emosi yang disajikan pun jauh lebih menyenangkan untuk disaksikan, karena dalam film pertama, semuanya terasa personal. Stahelski memberikan alasan valid kenapa John Wick keluar dari pensiunnya.
Selebihnya, 'Chapter 2' ini adalah apapun yang Anda inginkan dalam sebuah film action brutal berdarah-darah. Derek Kolstad, penulis skripnya, mengembangkan kisah sederhana John Wick ke sebuah mitologi yang lebih besar. Sekarang kita jauh lebih mengenal horor masa lalu Wick, dan kenapa dia pensiun. Kita jadi lebih tahu tentang peraturan di dunia gangster dan tentu saja apa yang membuat itu semua menjadi berbahaya.
Di akhir film, John Wick berakhir dalam ketegangan, dan thrilling.
Friday, February 10, 2017
Resident Evil : The Final Chapter
Kisah Alice telah berakhir. 'Resident Evil: The Final Chapter' dijadikan penutup saga yang diadaptasi dari game tersebut.
Jika Anda belum nonton film 1-5, 'Resident Evil' mengkisahkan dunia yang telah dikotori oleh perusahaan Umbrella. Perusahaan tersebut menjanjikan racikan medis serbaguna bernama T-Virus, namun ternyata menyebabkan kematian seketika, zombifikasi, dan mutasi menjadi monster.
Berbeda dengan versi game, karakter protagonis di film bernama Alice (Milla Jovovich) yang kehilangan ingatannya setelah mengalami kecelakaan. Diincar Umbrella, Alice telah berhadapan dengan berbagai bentuk zombi dan bertemu banyak karakter dari game yang diangkat ke layar lebar.
Film ke-5,' Resident Evil: Retribution' berakhir setelah kekuatan Alice kembali dan bekerja sama dengan antagonis populer asal game, Albert Wesker (Shawn Roberts). Wesker butuh bantuan Alice demi menghancurkan The Red Queen, sebuah program komputer dan musuh utama sejak film pertama, yang ingin menghabisi umat manusia.
Jika Anda belum nonton film 1-5, 'Resident Evil' mengkisahkan dunia yang telah dikotori oleh perusahaan Umbrella. Perusahaan tersebut menjanjikan racikan medis serbaguna bernama T-Virus, namun ternyata menyebabkan kematian seketika, zombifikasi, dan mutasi menjadi monster.
Berbeda dengan versi game, karakter protagonis di film bernama Alice (Milla Jovovich) yang kehilangan ingatannya setelah mengalami kecelakaan. Diincar Umbrella, Alice telah berhadapan dengan berbagai bentuk zombi dan bertemu banyak karakter dari game yang diangkat ke layar lebar.
Film ke-5,' Resident Evil: Retribution' berakhir setelah kekuatan Alice kembali dan bekerja sama dengan antagonis populer asal game, Albert Wesker (Shawn Roberts). Wesker butuh bantuan Alice demi menghancurkan The Red Queen, sebuah program komputer dan musuh utama sejak film pertama, yang ingin menghabisi umat manusia.
Di 'The Final Chapter', film dimulai dengan bangunnya Alice di Gedung Putih yang telah hancur setelah dikhianati Wesker. Ditemui The Red Queen, Alice diperintahkan untuk menyelamatkan dunia dalam 48 jam, mencari penangkal T-virus.
Penangkal tersebut berada di ruangan bawah tanah The Hive di kota Raccoon yang muncul di film pertama. Alice dibantu karakter lama Claire Redfield (Ali Larter) cs bersama-sama berjuang untuk mengakhiri Umbrella selama-lamanya.
Sebagai penutup, 'The Final Chapter' memberikan nuansa seram dihantui zombi dan adegan laga non-stop yang begitu cepat. Paul W.S. Anderson, penulis seluruh film dan sutradara empat dari enam film, kembali menggarap edisi pamungkas ini.
Penangkal tersebut berada di ruangan bawah tanah The Hive di kota Raccoon yang muncul di film pertama. Alice dibantu karakter lama Claire Redfield (Ali Larter) cs bersama-sama berjuang untuk mengakhiri Umbrella selama-lamanya.
Sebagai penutup, 'The Final Chapter' memberikan nuansa seram dihantui zombi dan adegan laga non-stop yang begitu cepat. Paul W.S. Anderson, penulis seluruh film dan sutradara empat dari enam film, kembali menggarap edisi pamungkas ini.
Wednesday, February 8, 2017
KUNGFU YOGA
Film terbaru garapan sutradara veteran Stanley Tong ini memiliki judul yang harus kita akui cukup menarik, yakni 'Kung-Fu Yoga'. Sudah barang tentu judul tersebut dapat menggelitik rasa penasaran penonton, akan seperti apa filmnya sebagai sebuah tontonan hiburan. Bila kita ingat-ingat sejumlah film yang memakai kata "Kung-Fu" sebagai sisipan dalam judulnya, semisal 'Kung Fu Panda', kita tahu film tersebut pastilah tentang Panda yang jago berkelahi (kung fu). Atau, bila kita masih ingat 'Kung-Fu Dunk' yang dibintangi Jay Chou, film itu bercerita ihwal sekelompok pemain basket yang juga ahli menguasi kung fu. Satu contoh lagi, 'Kung Fu Jungle' atau dikenal juga dalam judul lain sebagai 'Kung Fu Killer' arahan Teddy Chan, betul-betul merepresentasikan judul yang diusungnya; penuh gelaran aksi kelahi yang brutal dan mematikan.
Lantas seperti apa film 'Kung-Fu Yoga' yang dibintangi superstar Jackie Chan ini?
Film dibuka dengan prolog yang berkisah ihwal pertempuran kolosal di masa lampau antara tentara India yang menunggangi gajah-gajah raksasa melawan seorang raja India dan seorang prajurit China yang luar biasa gesitnya. Sekuen pertempuran ini dibuat dengan teknik grafis animasi 3D yang teknologinya setara dengan grafis animasi era Playstation generasi pertama yang diluncurkan hampir 20 tahun lalu. Dan, sekuen pertempuran tersebut merupakan jiplakan adegan-adegan aksi dari film '300' arahan Zack Snyder. Sungguh sebuah cara membuka film yang murahan, dan sama sekali tak mengesankan.
Lalu muncullah sosok pahlawan kita, Profesor Jack, diperankan oleh Jackie Chan, dan karakter yang ia mainkan kali ini ialah sebagai arkeolog terbaik dari daratan China. Mungkin juga ia sedikit lebih unggul daripada Indiana Jones, sebab ia pandai mengeluarkan jurus-jurus kung fu. Saat selesai mengajar legenda pertempuran yang diceritakan di awal film tadi, Jack lantas kedatangan tamu dari India, Ashmita (Disha Patani, 'M.S. Dhoni: The Untold Story'), sama-sama profesor, cantik jelita bak kontestan pemilihan ratu kecantikan tingkat dunia. Ashmita menyodorkan peta lokasi harta karun peninggalan leluhur raja India yang terlibat pertempuran di awal film tadi. Mereka kemudian berusaha bersama-sama menemukan harta karun tersebut.
Walaupun Jack disebut-sebut sebagai arkeolog terbaik dari daratan China, rupanya ia butuh bantuan juga. Ia pun merekrut Jones Lee, cowok ganteng pemburu harta karun. Lee diperankan oleh Aarif Rahman si Bruce Lee dari film 'Bruce Lee, My Brother'. Bagi yang belum familiar dengannya, Aarif adalah aktor pendatang baru kelahiran Hong Kong, dan ia blasteran Cina-Melayu-Arab. Parasnya mirip-mirip dengan aktor Indonesia, Morgan Oey. Di film ini entah apa sumbangsih dari karakter yang ia perankan dalam kerangka cerita, selain sebagai pemanis saja biar penonton cewek betah berlama-lama duduk di kursi bioskop. Untuk penonton cowok, ada juga penampilan khusus dari Miya Muqi, pelatih yoga paling tersohor sekaligus paling cantik asal China. Di film ini ia tidak unjuk kebolehannya sebagai ahli yoga, melainkan pamer dada besarnya dalam balutan dua potong bikini, dalam slow motion.
Kisah pencarian harta karun ini membawa kita ke lokasi-lokasi eksotis seperti pegunungan es di Tibet, lalu beralih ke Dubai, dan berakhir di India. Jangan berharap Anda bakal disuguhi adegan-adegan aksi penuh adrenalin seperti dalam film 'Chinese Zodiac' yang juga dibintangi Chan, 5 tahun silam. Bila Anda masih mengharapkan Chan bisa tampil prima seperti dulu dalam film semisal 'Supercop', atau 'Rumble in the Bronx' (dua judul ini disutradarai oleh Stanley Tong), sebaiknya kubur dalam-dalam harapan itu. Sebab, kini baik Chan maupun Tong sudah sama-sama sepuh, dan kehilangan jiwa mudanya. Film ini adalah sarana bagi mereka untuk memperlihatkan kepada dunia betapa sudah uzurnya umur mereka.
Untuk mengakali keterbatasan fisik Jackie Chan, lantas dibuatlah aksi kebut-kebutan mobil di jalanan Dubai yang ramai, melibatkan begitu banyak supercar, dan stunt layaknya dalam film-film produksi Hollywood. Hanya saja, di film ini adegan kejar-kejaran mobil itu dibuat dengan standar produksi yang lumayan rendah, penggunaan CGI yang kentara, pun amat berlebihan. Tak hanya mobil jumpalitan dan meledak yang dibuat dengan teknik CGI, ada juga parade hewan seperti singa dan hiena yang dibuat lewat teknik yang sama, sekedar untuk unjuk meramaikan suasana saja.