Sunday, February 12, 2017
Home »
» John Wick Chapter 2
John Wick Chapter 2
John Wick masih menunjukkan kemampuannya dalam memukuli dan membunuhi orang bahkan ketika film belum berjalan lebih dari enam puluh detik. 'John Wick Chapter 2' tidak berlama-lama untuk memberi tahu bahwa sang karakter utama akan segera melakukan hal-hal gila yang menyenangkan dan membakar adrenalin penonton. Sang sutradara, Chad Stahelski, mengatur semuanya dengan presisi yang oke sehingga ketika John Wick mulai membunuhi orang, Anda akan berteriak kesenangan.
Setelah menikmati banjir darah gara-gara seorang idiot membunuh anjing pemberian almarhum istrinya, John Wick hanya menginginkan satu hal: ketenangan. Balas dendamnya sudah terbalas. Tidak ada yang ingin dia lakukan selain mengubur kembali semua peralatan perangnya, dan mungkin secangkir kopi. Tapi, ternyata tidak semudah itu. Gangster Italia bernama Santino D'Antonio (Riccardo Scamarcio) mendatangi Wick di rumahnya untuk meminta bantuan.
Tunggu sebentar. Meminta bantuan rasanya terlalu sopan. Santino D'Antonio sebenarnya "menagih utang". Wick sudah melakukan sumpah berdarah, secara harfiah, tapi kini ia dan harus melakukan apa yang Santino mau. Karena itu sudah kontraknya. Wick berusaha mengelak, namun kemudian Santino meledakkan rumahnya. Wick pun tak punya pilihan.
Santino rupanya menginginkan Wick untuk membunuh adiknya, Gianna (Claudia Gerini). Wick tidak berusaha terlalu keras untuk tahu, kenapa Santino menginginkan saudarinya mati. Santino hanya menginginkan kekuasaan yang menurutnya adalah haknya. Dan, begitulah. Wick pergi ke Roma untuk menghabisi adik Santino. Namun nyatanya, bahkan setelah misinya sudah diselesaikan dengan lunas, urusan John Wick belum selesai. Gilirannya untuk balas dendam.
'John Wick Chapter 2' hanya punya satu kekurangan, jika mau dibandingkan dengan film pertamanya. Film ini, meskipun penuh dengan adegan aksi tanpa henti, tidak bisa memberikan sensasi menyenangkan yang diperlihatkan film pertamanya: betapa serunya menyaksikan John Wick menghabisi orang tanpa emosi untuk pertama kalinya. Pertaruhan emosi yang disajikan pun jauh lebih menyenangkan untuk disaksikan, karena dalam film pertama, semuanya terasa personal. Stahelski memberikan alasan valid kenapa John Wick keluar dari pensiunnya.
Selebihnya, 'Chapter 2' ini adalah apapun yang Anda inginkan dalam sebuah film action brutal berdarah-darah. Derek Kolstad, penulis skripnya, mengembangkan kisah sederhana John Wick ke sebuah mitologi yang lebih besar. Sekarang kita jauh lebih mengenal horor masa lalu Wick, dan kenapa dia pensiun. Kita jadi lebih tahu tentang peraturan di dunia gangster dan tentu saja apa yang membuat itu semua menjadi berbahaya.
Di akhir film, John Wick berakhir dalam ketegangan, dan thrilling.
0 comments:
Post a Comment